Seberapa jauh kamu pergi dan sukses di tempat perantauan, kamu tak akan pernah bisa melepaskan kenangan akan rumah. Ketika hari libur tiba, rumah adalah tujuan utama yang kamu cari. Begitupun aku. Kita semua. Saat aku memasuki perkuliahan, aku pergi beratus-ratus kilometer dari rumah. Seorang anak perempuan yang terbiasa manja, dengan segala sesuatu selalu disiapkan, kini harus belajar untuk hidup sendiri di kota perantauan. Bahkan untuk hal mencuci baju saja, aku harus telepon Mamiku terlebih dahulu untuk mengetahui cara mencuci. Sepanjang aku hidup kost dan belajar hidup sendiro, banyak sekali yang kupelajari terutama soal kemandirian. Satu hal lagi yang kusadari adalah hatiku selalu ingin kembali ke rumah.
Setiap liburan, aku selalu mengusahakan untuk pulang. Andaikata tidak ada libur, aku rela mengambil jatah absen untuk pulang ke rumah. Untukku, walau sebentar yang kulalui untuk berada di rumah, setidaknya aku merasakan kembali suasana rumah, suasana keluarga. Kakek, Tante, kamarku, masakan rumah, semuanya menjadi hal-hal yang paling ingin kutemui. Kita semua pasti merasakan hal yang sama, terutama anak-anak perantauan. Rumah adalah hal yang paling dirindukan. Ada kasih sayang yang jelas tidak bisa kita dapatkan saat hidup sendiri di kost. Masakan orangtua yang sehat dan pastinya gak pernah bisa kita temui di restoran manapun. Obrolan, tawa, dan canda yang bisa kita dengar dan lihat secara langsung. Hal-hal ini yang membuat hati setiap orang merasa lebih baik saat berada di rumah. Dan begitulah kita, menikmati setiap sudut rumah. Rasanya, setiap ruang terisi oleh perasaan kita yang rindu akan rumah.
0 komentar:
Posting Komentar