Rabu, 18 November 2015

Sassy Go Go/Cheer Up Review

Gue jarang banget nonton drama korea tentang anak SMA. Ini adalah drakor kedua setelah School 2015: Who are You. Awalnya iseng cuma baca sinopsisnya di salah situs tempat gue biasa download drakor, dan langsung penasaran karena ambil tema cheerleaders. Berhubung gue seneng banget soal dunia tari, harapan gue adalah seperti nonton Bring It On. Faktanya, drama ini lebih menekankan ke hubungan percintaan dan persahabatan, cheers nya cuma secuil. 

Drama ini diperankan oleh:
1. Jung Eun-ji as Kang Yoen Doo
2. Lee Won-keun as Kim Yeol
3. Ji Soo as Seo Ha Jon
4. Cha Hak Yeon as Ha Dong Jae
5. Chae Soo-bin as Kwon Soo ah
Ceritanya di SMA Sevit dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kecerdasan. Ada 2 kelompok yang terkenal, yaitu Baek Ho yang berisi orang-orang cerdas dan Real King yang berisi orang-orang yang berada di peringkat bawah. Baek Ho diketuai oleh Kim Yeol, dan Real King oleh Kang Yoen Do. Akibat kelicikan Kwon So Ah, akhirnya kedua kelompok ini menjadi satu kelompok, yaitu kelompok cheers. 
Overall, ceritanya menarik, tidak terlalu rumit, dekat dengan permasalahan anak remaja pada umumnya, dan ada sisi komedinya sedikit. Menariknya dari kedua drakor SMA yang sudah gue tonton, drakor-drakor ini menekankan kepada sisi persahabatan yang buat kita terharu. Walaupun sempet kecewa karena tidak sesuai ekspetasi gue, tetapi terbayarkan dengan kisah persahabatan, cinta, dan kekeluargaan yang ada di dalamnya. So, Sassy Go Go/ Cheer Up recommended!
Nilai: 8/10 

Selasa, 17 November 2015

RECRUITMENT BCA ~ Program Frontliner BCA

Sekedar sharing untuk siapapun yang mau coba ngelamar di bank ternama ini.
Gue adalah lulusan Sastra Inggris, waktu ngelamar cuma kepikiran kerja dan lihat lowongan yang requirementsnya bisa semua jurusan, jadi nyangkut lah saya di BCA. Gue lamar via jobfair di UKDW 4 agustus 2015 sebagai staff kantor pusat dan relationship officer. Kalau lagi job fair gini, BCA tidak menerima CV dan surat lamaran, jadi kita hanya perlu melamar via online melalui tab yang sudah disediakan. Sekedar tips, kalau memang tujuannya pengen ngelamar di BCA, pastikan datang job fair pagi, karena antrian yang ngelamar di bank satu ini ruameeeee bangeeeet. Keesokan paginya, gue dapet email diundang psikotest di wisma BCA, slipi. Sayangnya, gue lagi di jogja dan mengurus sisa-sisa perjuangan skripsi (minta tanda-tangan) dan persiapan wisuda, jadi gue minta reschedule. Akhirnya gue diemail lagi dan dapet kesempatan reschedule tanggal 2 September, yang berakhir dengan ketidakhadiran gue lagi, padahal gue uda di Jakarta. Untungnya BCA tu baik hati, selama gue kabarin kalau ga bisa datang, pasti kita diberi kesempatan untuk reschedule. 
1. Psikotest. Setelah 3 kali panggilan, akhirnya gue dateng psikotest tanggal 22 September 2015 di Jakarta Design Center. Gue pikir, gue dateng kepagian, karena jadwal jam 8, dan gue uda nyampe jam 7. Ternyata, begitu gue naik ke lantai 6, udah banyak orang yang dateng lebih pagi dibandingkan gue. Test dimulai jam 8, agak molor sih. Pertama kita diminta untuk isi biodata dan berhitung, nomor yang kita dapet adalah nomor peserta yang akan dipakai terus sepanjang test hari itu. Psikotest tahap 1 adalah psikotest bahasa, menghitung, psikotest pada umumnya lah, lalu langsung dilanjutkan dengan pauli (gue pusing banget pas ini). Tahap 1 ini kurang lebih 4 jam, lamanya kebangetan, dan benar-benar menguras otak, dan diterapkan sistem gugur. Jadi, siapa yang nilainya tidak sesuai akan langsung gugur dan tidak diperbolehkan untuk mendaftar lagi selama 2 tahun ke depan. Puji Tuhan, gue lolos dan lanjut ke test gambar: wartegg test, gambar manusia, dan gambar pohon. Honestly, itu sudah jam makan siang, dan gue merasa ga sanggup kalau harus disuruh gamabr lagi. Untungnya, BCA memang baik hati, baru 10 menit disuruh gambar, kita diberi kesempatan untuk istirahat dan dapet makanan pula. Tidak ada batas waktu istirahat, yang jelas kalau merasa sudah selesai, boleh kembali ke ruangan untuk melanjutkan test. Untuk testpun tidak ada batas waktu, yang penting selesai. Karena saat menggambar, kita juga sambil interview dengan psikolog. Interviewnya sebentar kurang lebih 1-15 menit, hanya seputar kepribadian dan aktivitas kita selama kuliah. Tips: Be yourself aja! Kalau kalian udah selesai gambar dan sudah interview, kalian diperbolehkan pulang. Jadi kurang lebih gue ada di JDC dari jam 8 pagi sampai jam setengah 3 sore. Saran gue kalau kalian psikotest: istirahat cukup dan sarapan.
2. Interview HRD. Setelah menunggu 2 mingguan, akhirnya di suatu siang HP gue berdering, telepon dari nomor kantor yang ternyata adalah BCA. Gue dikabarkan untuk datang interview tanggal 13 Oktober 2015 di wisma asia 1 jam 2 siang. Gue seneng banget siang itu, karena paginya gue habis test di superindo yang ternyata gue gagal. Puji Tuhan, Tuhan buka jalan baru. gue berangkat dari rumah jam 11an, sebenarnya kecepetan sih. Kalau naik kopaja, kurang lebih 1,5 jam, tetapi gue iseng pengen jalan-jalan di Slipi Jaya (mall yang depan-depanan sama wisma asia). Sebenarnya ketika interview HRD, kita tidak perlu lagi bawa CV atau application letter, kita cukup bawa fotokopi KTP dan pas foto 1. Anw, pas gue ditelepon, Ibunya bilang ga usah bawa apa-apa, tetapi pas gue nyampai di lantainya, gue disuruh isi formulir dan kasih fotokopi ktp serta pas foto. Untungnya gue selalu ada sisa pas foto, tetapi gue gak punya fotokopi KTP, tetapi itu gakpapa sih. Jadi, saran aja, pastikan kalian bawa pas foto dan fotokopi KTP. Kita dipanggil berdasarkan siapa yang datang duluan. Hari itu ada 4 orang yang diinterview dan gue dapet giliran k-3, lumayan lama nunggu dan buat jantung gue makin deg-degan. Faktanya, begitu interview, gue berasa ga kayak interview, tetapi kayak lagi ngobrol aja sama teman. Kita gak ditanya macem-macem, belum ditanya seputaran bank bca atau job desknya, masih seputaran kehidupan diri sendiri. Kesannya sepele yaa, tetapi interviewnya lama banget 45 menitan gue di dalam, sampai Ibu nya bilang, "Kalau begini terus, kasian temanmu yang di luar, nanti nunggunya kelamaan." So, begitulah gue mengakhiri interview hari itu. Sarannya masih sama kayak interview psikolog: BE YOURSELF! 
3. Interview User. Setelah harap-harap cemas, gue ditelpon dan dikabarkan lolos untuk lanjut ke interview user di BCA kedoya permai tanggal 26 September 2015. Hari itu ada 2 orang yang diinterview. Jujur, gue masih bingung kalau ditanya soal jobdesk. Begitu giliran gue, Ibunya suruh gue bawa aqua yang gue minum di luar, kayaknya dupaya gue gak nervous, karena jujur gue tegang banget. Begitu interview user, kita akan diwawancarai 2 orang sekaligur. Waktu itu gue diwawancara sama kepala cabang dan kepala staff pengembangan, gimana gue gak semaput. Untungnya, gak seserem yang gue pikir. Awalnya masih seputaran kehidupan pribadi, terus gue dkasih masalah dan ditanya gimana cara kasih solusi. Bapak Kepala Cabangnya saat itu menawarkan 2 pilihan teller dan CSO (bukan bagian yang gue lamar). Awalnya gue shock, kok gue malah dipindah kesitu, tetapi pada akhirnya gue pilih teller. Gue sempet hopeless karena gue interview cuma setengah jam sedangkan yang sebelum gue sampai 45 menitan. Gue sempet nethink jangan2 gue gak lolos.
4. Medical Check Up. Ternyata apa yang gue pikirkan gak terjadi. Gue dikabarkan untuk ikut MCU tanggal 3 November di Miracle Clinic yang ada di Indofood Tower. MCU ini ada beberapa rangkaian, yaitu test darah, urin, paru-paru, mata, kesehatan dengan dokter umum. Kita tidak disarankan untuk puasa, tetapi saran gue: jangan begadang dan minum susu bear brand, pastikan juga paginya minum air putih yang banyak, biar pas kalian disuruh ambil urin kalian gak kesusahan. 
Last, tanggal 5 November gue dinyatakan lolos untuk ikut program frontliner sebagai teller BCA. So, here I am. Tanggal 13 November kemaren gue tanda tangan kontrak. Gue mau bilang gue bersyukur kalau gue pernah gak diterima kerja di tempat lain, dan ternyata Tuhan tempatkan gue di tempat (yang gue yakin) lebih baik. Gue memang sempet stress dan depresi karena ga ada kerjaan sama sekali, tetapi Tuhan buat indah pada waktunya. Jadi buat kalian yang merasa hopeless, gue tau rasanya, dan gue cuma mau bilang, tetap setia dan sabar. Kita pikir perusahaan ini yang terbaik, tetapi ternyata Tuhan buka jalan di tempat lain, kan kita gak pernah tau. Tetap percaya!!
NOTE: PASTIKAN HP SELALU AKTIF DAN ADA DI DEKAT KALIAN, KARENA TELEPON BISA DATANG KAPAN AJA!

Kamis, 12 November 2015

November is MINE

Tulisan ini merupakan ucapan syukur karena God's GRACE never stops for me

Awalnya benar-benar tidak terpikir mau melakukan apa di hari jadi ke 23 tahun ini. Sekedar doa ucapan syukur saja menurutku sudah sangat berkesan. Tetapi Tuhan punya rencana terbaik. Menjelang tanggal 11, Dia sudah memberikan berbagai macam kado untukku, menurutku yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun. What is it? JOB! Berbulan-bulan kebingungan cari kerja sana sini, berusaha ikut job fair dimana pun dan sejauh apapun, ikut test dan interview dimana-mana, bahkan beberapa sempat gagal, tetapi Tuhan kasih di waktu yang terbaik. Tanggal 5 November, aku mendapatkan kabar, bukan cuma dari 1 perusahaan, tetapi DUA perusahaan yang mengabarkanku aku lolos dan dapat pekerjaan. 
  1. BANK BCA! Aku keterima jadi teller dan ikut program Frontliner. 
  2. PT Medi-lan, aku mendapatkan job pertamaku sebagai freelance translator.
Kurang lebih 4 bulan aku nganggur setelah resmi menjadi Sarjana Sastra, dan Tuhan kasih di waktu yang terbaik. Ini benar-benar kado terbaik yang tidak terlupakan.
Then, tepat di hari jadi, aku janjian dengan Ka Alan, Titus, dan Windoy. (Begini nih kalau jadi cewe jadi-jadian, teman-temannya ya cowo-cowo macem mereka) Kita makan di Mujigae Resto, salah satu resto Korean food yang ada d SMS (ngidam bangt pengen kesini, dan akhirnya kesampean berkat mereka yang mau ngalah untuk makan disini :p). Setelah makanan datang, gue sibuk nyicipin ramyun yang gue idam-idamkan, sampai gue gak sadar kalau ternyata waitress nya datang bawain kue tapi lilinnya keburu mati. Gue cuma bingung denger cowo-cowo ini ketawa, sedangkan gue masih sibuk ngaduk ramyun dan ngerasain nikmatnya makan di panci ala-ala orang Korea. Setelah gue lihat, ternyata ada kue coklat kecil dengan lilin yang uda mati. Ga nyangka cowo-cowo bapuk dan reseh yang hobinya ngatain gue, bisa kasi surprise juga. 
Ka Alan, Titus, Windy, Gue


Ramyun Beef Mujigae


Setelah nongkrong bersama mereka, pikirnya mau langsung tidur aja, dan ternyata fakta berkata lain. Orang yang dari kemaren telpon bilang "Gue pasti orang pertama yang ngucapin", tetapi kenyataannya gak (ahahaha), telepon cuma bilang, "keluar rumah, tem!" Buka pintu rumah gak ada siapa-siapa, ternyata di samping kanan-kiri, uda ada 3 makhluk  datang bahwa pizza ala-ala kue ulang tahun yang dikasi lilin buat mati lampu (antar ga modal dan kreatif, tapi lucu). Ga cuma itu, saking sweetnya mereka kasih gue BUNGA BROKOLI! Dimana-mana romantis kasih bunga mawar atau apa lah, ini kasihnya brokoli yang uda jadi sayur saat gue tulis blog ini. Anw, gue happy banget karena gue selalu dikelilingi orang-orang yang peduli dan sayang sama gue. Tuhan kirim malaikat-malaikatnya untuk menemai anakNya di hari jadinya yang makin tua ini. 
Maafkan kalau saya gembel, akibat uda siap-siap tidur. Novita, Ferlin, Anes

Novita, Anes, Keten


Last, gue selalu bersyukur dan bersukacita dengan apa yang ada pada diri gue. Bersyukur dengan orang-orang baik yang sudah mengingat ulang tahun gue, sudah menyediakan waktunya untuk WA, Line, post di IG atau Path, telepon, dan semua orang-orang yang ada di sekitar gue. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih untuk keluarga yang selalu sayang dan menganggap gue anak kecil padahal uda makin tua. Dan paling penting terima kasih Tuhan Yesus yang selalu menuntun jalan anakNya ini. I LOVE YOU ALL!!

Jumat, 06 November 2015

Duka Anak Kost dan Pada Akhirnya Jadi Sarjana

Kali ini, aku pingin share mengenai suka duka ketika kuliah di kota pelajar alias Yogyakarta. 
Begitu lulus SMA, aku begitu semangat karena akan menjalani aktivitas baru, yaitu perkuliahan. Yang lebih buat excited adalah belajar untuk hidup mandiri. Awalnya, Mami mati-matian melarang supaya aku mau kuliah di jakarta atau tangerang saja. Aku udah diiming-imingi macem-macem, tetapi sekalinya aku ingin sesuatu, aku tetap ingin itu saja. So, aku tak peduli apapun yang Mamiku tawarkan, aku ingin sekali merasakan hidup kost. 
Rasanya pertama kali jadi anak kost adalah sepi, tetapi itu bukan masalah besar buatku. Dari kecil aku sudah menjadi anak tunggal, kalau Mami kerja, di rumah aku harus sendiri, aku sudah terbiasa mengatasi itu semua. Yang menjadi permasalahan utama buatku adalah mencuci. Seumur hidup, dari kecil sampai lulus SMA, aku belum pernah mencuci baju, jadi, yang kulakukan adalah telepon Mami, tanya gimana caranya cuci. Alhasil, aku dimarahin (yaiyalah, perempuan kok ga ngerti caranya cuci baju). Permasalahan lain bisa kuatasi. Puji Tuhan, aku adalah orang yang sangat mudah untuk beradaptasi. Jadi aku bisa mengatasi segala permasalahan jadi anak kost dan memiliki banyak teman. 
Permasalahan yang paling merepotkan jadi anak kost adalah home sick. Akibatnya, aku suka bolos untuk bisa pulang ke rumah. Ada aja alasanku untuk pulang, dan puji Tuhan, Mami selalu mengijinkan, selama jatah bolosku tidak terpakai semua. Teman-temanku pun sampai heran kenapa aku sering banget pulang. Bahkan, di akhir semester, aku suka mempercepat kepulanganku, ujian akhir pun kuminta untuk ujian sendiri, dengan berbagai macam alasan sok sibuk ke dosen. *licik
2 tahun kuliah, aku merasa semuanya baik-baik saja, kebutuhkanku pun selalu terpenuhi, walaupun Mamiku cuma buka toko kelontong. Dia selalu berusaha supaya aku tetap bisa kuliah, walaupun harus pinjam uang sana-sini. Permasalahan besar yang mendera adalah perginya Mami ke pangkuan Abraham. Ini adalah masalah paling besar buatku saat itu. Kuliahku sampai terbengkalai. Aku selalu pergi main, supaya aku lupa sama kesedihanku, tetapi puji Tuhan, Dia selalu rangkul aku. Perlahan-lahan demi perlahan-lahan, aku bisa bangkit lagi, bisa tetap kuliah, dengan bantuan keluarga dari pihak Mamiku. 
Kemudian, bulan Juni 2015, itulah yang menjadi titik balik hidupku. Aku mendaftar ujian tanggal 22, kupikir, ujianku setelah lebaran which is akhir bulan Juli, jadi kuputuskan untuk pulang dulu ke rumah. Sayangnya, untuk mengejar akreditasi, ujianku dimajukan menjadi tanggal 30 juni. So, aku baru 3 hari di rumah, kemudian aku balik lagi ke yogya. Aku merasa ga begitu siap sebenarnya. Takut saja, karena materi skripsiku bukanlah sesuatu yang bisa diukur pake logika, tetapi permasalahan sosial yang hanya bisa dirasakan. 
Dengan beralaskan doa dan rasa percaya diri, akhirnya aku maju sidang tanggal 30 Juni, Puji Tuhan, aku punya Febe dan Dea yang bersamaku. Selesai sidang, mereka sudah buat hiasan-hiasan alay untukku, katanya aku alay, jadi dibuat begitu --" Finally, gelar S.S ada di tangan.
Tanggal 17 Oktober, aku pun resmi diwisuda. I'm so happy and glad because there is my family who come. Intinya adalah aku merasa bersyukur bisa kuliah di Yogya, dengan segala permasalahan yang pernah kulalui, itu semua buat aku semakin dewasa dan bukan menjadi orang yang manja. Kemudian, tanpa dukungan dari orang-orang terkasih, belum tentu aku bisa sampai di tahap ini, so I wanna say thank you untuk keluarga dan semua teman-temanku, karena kalian begitu berharga :* 



Minggu, 25 Oktober 2015

Sentilan Manis untuk Para Marta

Saya Kristen, dan saya menulis ini untuk para pelayan Tuhan, termasuk diri saya sendiri. Sebuah perenungan yang menyadarkan saya bahwa pelayanan bukanlah sebatas di gedung gereja. Saya mendapatkan inspirasi dari sebuah video berjudul Katanya Kristen.
Kita pasti ingat kisah Maria dan Marta di Perjanjian Baru, Lukas 10:38-42. Marta tidak suka ketika Maria hanya duduk diam dan tidak membantunya untuk melayani Tuhan, tetapi Tuhan menegur Marta dengan mengatakan bahwa Maria telah mengambil bagian yang terbaik. It doesn't means that pelayanan bukan hal yang tidak baik, hanya saja ada kalanya kita harus melayani dan ada waktunya kita untuk duduk diam di hadirat Tuhan. Bayangkan jika kita terus-menerus melayani tanpa henti, awalnya kita penuh urapan, makin lama kita akan kelelahan. Kenapa? Karena kita tidak mengisi hati kita yang haus dan lapar akan kebenaranNya. Point pertama yang kudapatkan adalah selalu takes time untuk duduk diam di bawah kaki Tuhan sebelum kita melayani, dan lakukan itu SETIAP HARI.
Sibuk pelayanan di gereja mengembangkan paradigma bahwa orang tersebut adalah orang yang cinta Tuhan dan rohani. Namun, kenyataannya, apakah iya? Coba kita telaah dengan seksama, apakah pekerjaan kita berbuah? apakah kita berprestasi di dalam pendidikan? apakah kita punya waktu untuk keluarga kita? Ini sebuah pengakuanku. Ketika masa kuliah, aku sibuk bahkan bisa dibilang sangat teramat sibuk dalam pelayanan, yang membuatku lupa apakah tujuanku sebenarnya. Aku mulai menggampangkan kuliah, dengan berkata, "Tuhan pasti bantu, aku kan sudah pelayanan". Terbukti, bahwa aku biasa-biasa saja dalam kuliahku. Padahal, Tuhan mau kita jadi berkat di dunia, kita berpretasi di bumi! Untuk siapapun yang merasa pelayanan penting dan aku harus sibuk di gereja, coba renungkan hal-hal ini. Apakah buahnya dari kita pelayanan setiap hari di gereja? Apakah membuat hidup kita menjadi lebih baik? Atau sekedar supaya kita terlihat anak-anak baik? 
Pelayanan bukan hanya sekedar kita berada di dalam gereja, atau berdiri di atas mimbar, atau duduk bersila berdoa dan menyembah Tuhan bersama. Itu penting, tetapi lebih penting lagi jika kita menjadi dampak di luar gereja. Kristen bukanlah sekedar berkhotbah di dalam gereja, Tuhan Yesus menjadi teladan sendiri dengan berkeliling, memberitakan kabar baik. Mungkin kita tidak bisa seperti Yesus, tetapi aksi kita mampu bersuara seperti kabar baik yang Yesus beritakan. Bersaksilah lewat prestasi kita! Bersaksilah lewat perbuatan kita! Aksimu berbicara lebih keras daripada mulutmu! Pelayanan yang sesungguhnya ada di luar gereja. Di situlah banyak jiwa-jiwa yang sudah menguning dan layak untuk dituai. Stop jadi Kristen yang sibuk pelayanan tetapi tingkah laku sama seperti dunia! Jadilah Kristen luar dan dalam! In and Out! Then, the world will see Christ in us!

Rabu, 21 Oktober 2015

Retail Management Trainee Superindo

Hello guys! Kali ini aku mau share pengalamanku mengikuti test sebagai Retail Management Trainee di Superindo. Semoga berguna bagi kalian yang ingin menjadi RMT di supermarket ternama ini. 
Pertama, aku apply via website. Proses dari apply sampai dipanggil untuk test cepet banget! 2 hari setelah aku apply, aku langsung diemail oleh Ibu Olga Diana Sihombing, untuk mengikuti profiling di kantor pusat yang terletak di menara bidakara 2, Pancoran. 
Sebelum aku test, aku sudah kepo-kepo duluan di internet, supaya aku punya gambaran seperti apa testnya. And mostly, apa yang dibilang internet dengan kenyataan tidak jauh berbeda. Testnya hanya sebatas test kepribadian untuk mengenal diri kita lebih dalam lagi dan menyesuaikan apakah pribadi kita cocok untuk menjadi seorang RMT. Test pertama, kita diberi 22 nomor yang masing-masing memiliki 4 pernyataan, kita harus memilih mana yang paling cocok dan paling tidak cocok dengan diri kita, dikondisikan saat kita sedang bekerja dalam tim. Kemudian dilanjutkan dengan warteg test, yaitu test menggambar. Lalu, test kepribadian lagi yang memiliki 99 nomor dengan 2 penyataan, dan kita harus memilih mana yang paling cocok dengan diri kita. Aku sempet kaget, karena test ini ternyata dibagi menjadi beberapa kuarter. Kebetulan aku mengikuti kuarter pertama, yang paling pagi. Kupikir, ternyata sedikit ya yang ikut. Begitu keluar ruangan test, ternyata ada kumpulan orang-orang lagi yang mengikuti test. *shock abis.
Hasil test pertama langsung diumumkan besoknya melalui sms.  Awalnya sempet ragu apakah aku diterima atau tidak. Jadi was-was banget pas nunggu sms, tetapi puji Tuhan, aku diberi kesempatan untuk lanjut tahapan berikutnya. Merasa senang dan bangga, karena dari begitu banyak orang bisa lolos ke tahap kedua.
Tahap kedua adalah focus group discussion dan panel interview, yang juga merupakan tahap akhir. Di FGD, kita dibentuk menjadi 1 kelompok yang beranggotakan 10 orang, Lalu kita diberi masalah untuk didiskusikan. Saranku, jadi diri sendiri dan jangan sok tahu. Ini serius berdasarkan pengalamanku, karena aku merasa gagal di tahap ini. Kemudian berusalah melalui perkataan kita bisa mempengaruhi orang lain (berdasarkan melihat temanku yang lolos). Setelah FGD, akan dilanjutkan dengan panel interview. Kita diinterview dengan 1 user dan 1 HRD. Berhubung yang diinterview banyak, proses ini memakan waktu sampai sore, dan dibagi menjadi 2 kuarter, sebelum dan sesudah makan siang. Tapi, jangan khawatir, guys, Superindo sudah menyediakan snack serta teh dan kopi supaya kita gak bosan nunggu, kecuali makan siang cari masing-masing ya. 
Sepertinya, karena aku telah gagal di FGD, interviewku sangat singkat dan tidak terlalu macm-macem. Kenyataannya, aku memang gagal. Tetapi, aku tetap bersyukur, karena aku percaya ada pengalaman yang kuraih dan pasti ada 1 pintu terbuka yang terbaik yang sudah Tuhan sediakan bagiku. Semangat untuk teman-teman yang saat ini juga sedang mencari pekerjaan!!

Rabu, 16 September 2015

Kebahagiaan Anak Kecil Masa Kini: Gadget

"Novita, main yukk!!" Dulu sering banget anak jaman 90'an kayak gini. Main ke rumah tetangga, entah itu main sepeda, main petak umpet, tak jongkok, atau apapun itulah namanya. Dari situ kita belajar banyak hal. Cara berinteraksi dengan teman-teman seusia kita, kerja sama, dan satu hal yang gue dapet adalah bahagia nya anak jaman 90an tu sederhana. Sesederhana manggil temen di lingkungan rumah dan main bareng. Kalau sekarang?? Butuh uang banyak brooo. Anak zaman sekarang ga bisa lepas dari gadget. Gue bisa ngomong kayak gini berdasarkan kenyataan di sekitar gue. Anak kecil ketika lihat gue main HP, mereka langsung nodong, "Pinjem dong HP nya." Yang selalu berakhir dengan susah banget kembalinya, kecuali orangtua mereka marah. Sampai akhirnya, gue memutuskan untuk tidak pernah meminjamkan HP gue kepada anak-anak lagi, mau saudara atau keponakan, no way deh. Bukannya pelit, tetapi disitu ada gue, yang dicari malah HP gue, kan mengesalkan --" 
Harapan gue, orang tua zaman sekarang semoga bisa lebih bijaksana lagi dalam menggunakan gadget untuk anak-anak mereka. Kebahagiaan itu ga cuma sebatas gadget aja. Justru gue miris aja liat anak-anak zaman sekarang yang kalo ketemu asik rebutin 1 gadget yang berujung dengan beberapa anak menangis. Sebenernya bukan cuma anak kecil aja sih, kita pun begitu. Kalau lagi ngumpul, pasti akan tetep sibuk sama gadget, bales chat orang sana-sini. Keberadaan gadget menjadi kebutuhan primer yang melebihi apapun. Saat tertinggal, itu seperti bencana alam untuk beberapa orang yang sangat mengagungkan teknologi ini. 
(Sebelumnya gue minta maaf ya karena belum berpengalaman menjadi orangtua, tetapi seakan-akan sok tau) Kesalahan beberapa orangtua yang pernah gue liat, yang menyebabkan anak-anak mereka kecanduan main gadget.
1. Ketika anak-anak menangis, mereka merayu dengan membiarkan sang anak bermain gadget. Emang kesel sihh denger mereka menangis tanpa henti, tapi bukan itu para ibu dan bapak cara untuk menghentikan tangis mereka.
2. Pengawasan yang kurang ketat. Beberapa orangtua cuek aja melihat anaknya main games, mereka pikir itu baik-baik aja, tetapi ada yang lebih baik loh daripada gadget, contohnya main sama anak-anak tetangga,
3. Anak jadi diam saat main gadget. Siapa yang punya mindset kayak gini? Emang sih anak jadi tenang, tetapi alangkah lebih baik jika sang anak aktif, karena itu masa-masa mereka untuk bertumbuh dan berkembang. Bukan untuk stay di depan gadget.
Sekian sih alasan dari gue. Semoga ke depannya, gue bisa jadi orangtua yang baik untuk anak-anak gue.
 

Novita Carolina's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang